Purposive Sampling : Metode, Tujuan, Cara, Kelebihan dan Kekurangan – Eandy Network

Purposive sampling salah satu Teknik penelitian yang banyak digunakan untuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian purposive sampling ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menentukan sampel. Sayangnya secara praktek, banyak mahasiswa akhir semester yang takut memulai penelitian mereka. 

Rata-rata rasa takut yang dialami bukan karena tidak bisa. Tetapi karena rasa tidak percaya diri. Padahal, kenyataan yang terjadi di lapangan, penulisan skripsi tidak semenakutkan yang kita bayangkan loh. Bahkan Ketika kita tidak tahu secara teoritis menulis skripsi, kita masih bisa bertanya kepada dosen pembimbing. 

Bisa juga kamu mencari tahu sendiri. Karena sekarang banyak media online yang membahas cara menulis karya ilmiah/skripsi. Salah satunya adalah artikel ini. Jadi di artikel ini kita akan focus metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Berikut adalah beberapa pengertian, metode, tujuan, cara, rumus dan tujuan dari metode purposive sampling. 

Pengertian Purposive Sampling 

Purposive sampling merupakan teknik penelitian. Jadi purposive sampling termasuk teknik sampling non random. Jadi metode penelitian ini mengharuskan peneliti untuk menentukan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak diangkat. Adapun tujuan penelitian purposive sampling, untuk membantu menjawab permasalahan penelitian. 

Istilah teknik non random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang sifatnya baku. Jadi dalam sebuah populasi, sampel dipilih berdasarkan ciri khusus, guna memenuhi kriteria yang mendukung penelitian yang diangkat. Tindakan pemilihan sampel seperti ini yang kemudian dijuluki dengan istilah eksklusi dan inklusi.

Affiliate Buku

Sementara menurut beberapa ahli, teknik purposive memiliki sudut pandang arti, yang artinya sebagai berikut.

1. Arikunto, 2006

Menurut arikunto, teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dipilih tidak secara random, stratea maupun daerah. Tetapi teknik ini dilakukan berdasarkan adanya pertimbangan atau memiliki tujuan tertentu yang lebih spesifik. 

2. Notoatmodjo, 2010 

Sementara menurut notoatmodjo pengambilan sampel secara purposive sampel adalah metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Misalnya berdasarkan pertimbangan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

3. Sugiyono, 2010

Sedikit berbeda dengan pandangan sugiyono, bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel penelitian yang diambil berdasarkan tujuan tertentu, agar data yang diambil bisa representatif.  

Metode Purposive Sampling 

Jika kamu ingin melakukan penelitian menggunakan purposive sampling, maka kamu perlu tahu beberapa metode purposive sampling. Berikut beberapa kategori yang bisa kamu pilih

1. Maximum variation sampling

Metode maximum variation sampling adalah teknik pengambilan sampel yang diambil berdasarkan pada peneliti dalam memilih sampel berdasarkan karakteristik yang beragam. Tujuan metode pengambilan sampel ini untuk memastikan apakah ada variabilitas maksimum dalam data primer. Maximum variation sampling disebut juga dengan heterogeneous sampling. 

2. Homogeneous Sampling

Kebalikan dari maximum variation sampling,  pada homogeneous sampling pengambilan sampel dilakukan dengan tujuan mengurangi variasi, menyederhanakan analisis dan mendeskripsikan sub kelompok agar lebih mendalam. Salah satu ciri khas homogeneous sampling adalah memiliki karakteristik yang sama. Kesamaan inilah yang pada akhirnya akan membantu menentukan fokus, apakah ada kesamaan di antara sampel dan bisa dianalisis hubungan satu dengan yang lain. 

3. Typical case sampling 

Reseller Buku

Typical case sampling adalah metode pengambilan sampling yang cocok untuk menyoroti kasus penelitian yang berbentuk fenomena sosial. Misalnya meneliti perilaku yang mirip dengan orang lain yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang sama. Atau kasus-kasus yang hampir serupa lainnya. 

4. Extreme case sampling

Ada juga yang dinamakan extreme case sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang fokus pada kasus-kasus langka. Dimana kasus yang diangkat dan jarang terjadi bisa dianalisis dan dikembangkan. Extreme case sampling disebut juga dengan deviant case sampling

5. Critical Case Sampling

Jika kamu meneliti topik penelitian yang dipertanyakan, apakah penelitian tersebut perlu dilanjutkan dengan penelitian lebih mendalam lagi, atau ingin mengembangkan hasil penelitian sebelumnya versi lebih mendalam, maka kamu bisa menggunakan metode critical case sampling ini. Karena metode ini memang bisa menjelaskan kasus serupa lainnya. 

6. Expert Sampling 

Jenis metode yang terakhir adalah expert sampling, yaitu penelitian yang sampel penelitiannya adalah seorang ahli atau pakar. Kepakaran sampel ini dapat ditunjukan dari pengalamannya atau riwayat pendidikannya. Metode ini lebih cocok digunakan untuk jenis penelitian yang mengangkat topik sesuai dengan bidangnya. misalnya meneliti tentang sejarah, maka sampel yang dilibatkan adalah sejarawan.

Dari keenam metode purposive sampling di atas, mana yang sekiranya pas untuk model penelitian kamu? Tentunya kamu perlu memperhatikan dengan baik-baik. Karena beda kasus yang ada di lapangan, akan berbeda pula metode yang bisa kamu ambil. Jika kamu masih bingung menggunakan metode mana untuk skripsi kamu, kamu bisa mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. 

Tujuan Purposive Sampling 

Salah satu seni dalam melakukan penelitian adalah, kemampuan kita dalam memilih metode penelitian. Karena tidak semua metodologi penelitian cocok diterapkan dalam jenis penelitian. Salah satunya adalah purposive sampling. Jadi metode ini lebih pas digunakan untuk tujuan penelitian yang memiliki  kriteria khusus yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. 

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi penelitian yang diangkat, yang mana topik penelitian tidak melakukan generalisasi. Sehingga model ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif. Misalnya untuk meneliti tentang fenomena yang terjadi di masyarakat, meneliti antropologi, social dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

Promo Buku

Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling

Setiap metode penelitian pasti memiliki kelemahan dan kelebihannya. Begitupun dengan penelitian purposive sampling. Berikut adalah kelebihan dan kekurangannya.

1. Kelebihan Purposive Sampling

Dibandingkan metode pengambilan sampling, pasti memiliki dua sisi, yaitu sisi baik dan buruk. Berikut adalah kelebihan purposive sampling.

Lebih hemat

Buat kamu yang keuangannya kurang mendukung, bisa menggunakan purposive sampling. Karena pengambilan sampelnya lebih hemat biaya dan hemat waktu.

Sumber Data terbatas 

Ketika mengerjakan skripsi ataupun mengerjakan penelitian, ada banyak kemungkinan yang terjadi. Salah satunya ketika mengambil sampel sering terjadi keterbatasan data primer dalam penelitian. Jika kamu mengalami kasus serupa, kamu bisa menggunakan metode ini.

Cocok untuk meneliti situasi antropologis

Salah satu kelebihan dari purposive sampling lebih cocok digunakan untuk penelitian eksploratif di situasi antropologis. Karena metode ini memungkinkan peneliti bisa mengembangkan sesuai ide dan gagasan si penulis. 

Untuk Penelitian Kualitatif

Hal yang perlu diketahui bahwa penelitian purposive sampling ini adalah metode penelitian yang lebih relevan digunakan untuk metode jenis penelitian kualitatif. Cocok untuk meneliti situasi sosial, antropologi, ataupun fenomena. 

2. Kelemahan Purposive Sampling

Adapun kelemahan dari purposive sampling yang perlu di garis bawahi. Diantaranya sebagai berikut. 

  • Memiliki potensi bias/ambigu yang lebih tinggi, karena sifatnya kualitatif
  • Rentan terhadap kesalahan penilaian si peneliti, itu sebabnya penelitian ini harus benar-benar memperhatikan pengambilan sampel yang memang yang berkompeten di bidangnya 
  • Tidak dapat digunakan untuk menggeneralisasi temuan penelitian lain, karena memang sifat penelitian tersebut lokalisasi  

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan purposive sampling di atas, cukup dijadikan catatan. Agar bisa memanfaatkan metode ini dengan bijak. 

Cara Menentukan Purposive Sampling 

Buat kamu yang sedang mengerjakan skripsi, namun bingung bagaimana cara mengembangkan penelitian menggunakan purposive sampling? Berikut adalah tips cara menentukan purposive sampling. Jadi kamu bisa mempersiapkan beberapa Langkah berikut, sebelum melanjutkan penelitian. 

1. Menentukan tujuan penelitian 

Menentukan tujuan penelitian adalah hal dasar yang harus dilakukan setiap peneliti. Tentukan tujuan penelitian berdasarkan kriteria tertentu pada sampel, agar lebih jelas dan meminimalisir terjadinya bias. Padahal kita tahu, sebuah penelitian itu tidak boleh bias dan harus objektif.  

2. Menentukan kriteria

Peneliti juga perlu mempersiapkan kriteria-kriteria yang akan digunakan. Di tahap ini kamu juga perlu membuat batasan sesuai dengan penelitian yang diangkat. Salah satu manfaat membuat Batasan penelitian agar penelitian tertuju pada satu focus. Agar penelitian tidak melebar kemana-mana

3. Menentukan Populasi

Langkah selanjutnya adalah menentukan populasi. Ketika menentukan populasi, pastikan sesuai dengan studi pendahuluan yang diteliti. Pastikan harus relevan. Karena jika tidak relevan, penelitian akan dipertanyakan.

4. Menentukan Minimal Sampel 

Terakhir, menentukan minimal sampel yang sudah disesuaikan dengan subjek penelitian. Pastikan saat memilih sampel memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Pada penelitian purposive sampling yang sampelnya lebih dari tiga puluh, maka perlu dihitung terlebih dahulu.

Itulah cara menentukan purposive sampling dalam penelitian. Baik penelitian skripsi, jurnal ataupun penelitian ilmiah lain. Bagi pemula, tentu ini bukan perkara mudah, namun percayalah semua akan sulit di awal, karena belum terbiasa.

Rumus Purposive Sampling

Jika kamu ingin menggunakan metode purposive sampling, maka kamu wajib tahu rumus Slovin. Jadi rumus slovin ini hanya dapat digunakan apabila populasi lebih dari 30, sehingga perlu dilakukan perhitungan sampel minimal terlebih dahulu. Berikut adalah rumusnya.

Keterangan 

n = Jumlah sampel minimal 

N = Jumlah populasi 

e = Margin of error (biasanya ditetapkan sebesar 0,05)

Contoh Purposive Sampling 

Setelah membahas sedikit tentang purposive sampling di atas, mungkin kamu merasa kesulitan membedakan penelitian yang pas untuk metode ini itu yang seperti apa sih? Nah, berikut adalah contohnya. 

  1. Klien A melakukan penelitian guna mengetahui pola penggunaan media sosial. Kemudian klien A ini pun melakukan penelitian di perusahaan konsultan IT menggunakan teknik sampling purposive untuk melihat karakteristik perusahaan yang sesuai dengan penelitian tersebut. 
  2. Seorang mahasiswa melakukan penelitian sejarah di candi prambananan. Untuk mengetahui sejarah dari masa kemasa, ia pun menggunakan teknik sampling purposive dengan metode expert sampling. Sehingga mahasiswa tersebut sengaja memilih sampel orang-orang yang berkompeten di bidang persandian. yaitu melipatkan pakar sejarah, pemerintah daerah yang menangani tentang benda purbakala dan beberapa pakar lain yang mendukung hasil penelitiannya.

Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa purposive sampling adalah teknik yang digunakan untuk memilih sampel berdasarkan keinginan peneliti. Jadi peneliti memiliki kebebasan memilih sampel berdasarkan ciri-ciri dan syarat khusus, dengan tujuan agar mendapatkan jawaban dari topik/tema yang diangkat.

Itulah beberapa paparan tentang purposive sampling. Semoga pembahasan dan ulasan singkat ini bisa menjawab rasa penasaran kamu dan memberikan wawasan bagaimana membuat penelitian menggunakan purposive sampling. Buat kamu yang sedang mengerjakan skripsi, ataupun karya ilmiah. Semoga cepat selesai dan mendapatkan nilai yang memuaskan. (Iruekkawa Elisa)

website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap

Materi pelajaran terlengkap

mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa