Cara Menyusun Kerangka Berpikir Penelitian – Eandy Network

program afiliasi

Salah satu cara dalam memastikan susunan karya tulis ilmiah logis sesuai logika keilmuan, adalah dengan memahami cara menyusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir akan membantu penulis menentukan alur penyampaian isi karya tulis ilmiah. 

Kerangka ini nantinya bisa dijadikan panduan atau dasar dalam menyusun kerangka tulisan. Sehingga alur logika sudah jelas dari awal dan memastikan karya tulis yang dibuat mudah dipahami oleh para pembaca. 

Namun, belum banyak yang memahami betul bagaimana menyusun kerangka berpikir tersebut. Hal ini tentu bisa menjadi hambatan dalam menghasilkan karya tulis ilmiah yang baik dan benar. Jadi, seperti apa tata caranya? Berikut informasinya. 

Pengertian Kerangka Berpikir

Sebelum memahami bagaimana cara menyusun kerangka berpikir, maka dibahas dulu definisinya. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kerangka berpikir adalah dasar penelitian yang mencakup penggabungan teori, observasi, fakta, serta kajian pustaka yang dijadikan landasan dalam penyusunan karya tulis ilmiah

Sementara itu, dikutip dari Sampoerna University, kerangka berpikir didefinisikan sebagai dasar pemikiran yang mencakup penggabungan antara teori, fakta, observasi, serta kajian pustaka, yang nantinya dijadikan landasan dalam melakukan menulis karya tulis ilmiah.

Secara sederhana, kerangka berpikir bisa dipahami sebagai dasar pemikiran atau alur logis dan sistematis dalam menjelaskan penelitian yang dilakukan. Dalam prosesnya, peneliti akan menggabungkan antara teori dengan fakta. Kemudian melakukan observasi pengumpulan data. 

Jenis Kerangka Berpikir

Mendukung proses menyusun kerangka berpikir, maka selain memahami tata cara menyusun kerangka berpikir seperti apa. Juga perlu mengetahui jenis-jenisnya. Sebab jenis kerangka berpikir yang berbeda, akan memberikan paragraf narasi atau deskripsi yang berbeda juga. 

Secara umum, jenis-jenis kerangka berpikir terbagi menjadi tiga sesuai penjelasan sekilas sebelumnya. Yakni kerangka berpikir teoritis, operasional, dan konseptual. Berikut penjelasannya: 

1. Kerangka Berpikir Teoritis 

Jenis kerangka berpikir yang pertama adalah kerangka berpikir teoritis. Yaitu kerangka berpikir yang digunakan untuk menguraikan teori yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan peristiwa atau tahapan dalam penelitian. 

Ebook Bisnis

Pada jenis ini, peneliti akan menjelaskan berbagai teori yang relevan dengan topik penelitian dan merupakan hasil dari studi pustaka. Sehingga teori-teori yang dikemukakan para ahli dan temuan penelitian terdahulu akan dipaparkan. 

2. Kerangka Berpikir Operasional 

Jenis yang kedua dalam kerangka berpikir operasional. Yaitu kerangka berpikir yang digunakan untuk menjelaskan variabel yang dipilih sesuai dengan topik penelitian. Secara sederhana, pada jenis ini berisi penjelasan variabel-variabel penelitian disertai penjelasan bagaimana variabel tersebut diukur. 

Jadi, berbeda dengan kerangka berpikir teoritis yang menjelaskan teori-teori yang berkaitan dan menjadi dasar kegiatan penelitian. Pada jenis operasional, akan menjelaskan berbagai variabel yang diteliti dan bagaimana cara mengukurnya. 

Cara mengukur yang dimaksud disini bisa dipahami sebagai teknik pengumpulan data. Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel keinginan belajar matematika siswa SD. Maka alat ukur yang digunakan adalah membagikan kuesioner kepada siswa SD yang menjadi sampel penelitian. 

3. Kerangka Berpikir Konseptual 

Jenis yang ketiga atau yang terakhir adalah kerangka berpikir konseptual. Yaitu kerangka berpikir yang menjelaskan alur pemikiran terkait satu konsep dengan konsep lainnya untuk memberikan gambaran asumsi terkait dengan variabel yang diteliti.

Secara sederhana, kerangka berpikir konseptual merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan hubungan suatu konsep dengan variabel-variabel penelitian. Sebagai contoh dalam penelitian berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Mediasi”. 

Cara Membuat Kerangka Berpikir

Setelah memahami apa itu kerangka berpikir dan jenis-jenisnya. Maka tentu perlu segera memahami tata cara menyusun kerangka berpikir tersebut. Sehingga bisa segera menyusun kerangka proposal penelitian dan melaksanakan kegiatan penelitian. 

Dalam penyusunan kerangka berpikir, setidaknya ada 7 tahapan yang perlu dilakukan para peneliti. Berikut detail penjelasannya: 

1. Mengidentifikasi Topik Penelitian 

Tahap pertama dalam menyusun kerangka berpikir adalah menentukan dulu topik penelitian. Yakni menentukan apa yang akan diteliti sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni. 

Topik penelitian bisa berupa masalah yang diusahakan dicari solusinya melalui penelitian. Bisa juga dalam bentuk pertanyaan, yang perlu dijawab peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan. 

Ebook Bisnis

2. Mengidentifikasi Variabel Penelitian 

Jika topik penelitian sudah ditentukan, maka tahap kedua dalam menyusun kerangka berpikir adalah mengidentifikasi variabel penelitian. Secara umum, variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau diteliti. 

Pada penelitian kuantitatif, maka peneliti perlu menentukan mana yang variabel independen dan mana yang dependen. Misalnya untuk judul penelitian “Pengaruh Metode Pembelajaran Jarak Jauh terhadap Hasil Belajar Siswa SMP” maka variabelnya adalah sebagai berikut: 

  • X (Independen): Metode Pembelajaran Jarak Jauh (sinkron, asinkron, blended)
  • Y (Dependen): Hasil Belajar Siswa (nilai ulangan, nilai raport)

Sementara pada penelitian kualitatif, peneliti perlu menentukan fokus fenomena yang akan diteliti atau dianalisis. Misalnya, untuk judul penelitian “Pengalaman Belajar Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh selama Pandemi”. Maka fokus penelitiannya antara lain: 

  • Persepsi siswa terhadap metode Pembelajaran Jarak Jauh (Pembelajaran Daring) 
  • Pengalaman positif dan negatif selama proses belajar
  • Faktor yang mempengaruhi kenyamanan belajar

3. Mencari Tahu Hubungan Setiap Variabel Penelitian 

Tahap ketiga dalam tata cara menyusun kerangka berpikir adalah mencari tahu hubungan setiap variabel penelitian yang sudah ditentukan di tahap sebelumnya. Secara umum, penelitian akan memiliki minimal dua variabel. 

Namun, hubungannya bisa sangat beragam. Mulai dari hubungan sebab akibat, dimana variabel Y bisa menyebabkan variabel X. Contohnya dalam penelitian berjudul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial pada Prestasi Akademik Mahasiswa”. 

Maka intensitas penggunaan media sosial yang tinggi atau rendah, bisa memicu dampak (akibat) pada prestasi akademik mahasiswa. Dimana secara teori dipahami, penggunaan media sosial berlebihan bisa menurunkan prestasi akademik. 

4. Melakukan Studi Pustaka 

Setelah menentukan variabel penelitian dan apa hubungan kedua variabel atau lebih yang diteliti. Maka tahap yang keempat dalam cara menyusun kerangka berpikir adalah melakukan studi pustaka. 

Dalam tahap ini, para peneliti bisa mulai mencari sumber literatur untuk mencari maupun mengumpulkan teori-teori yang relevan. Khususnya teori-teori yang relevan dengan topik dan berbagai variabel penelitian yang sudah ditentukan. 

5. Membuat Argumen yang Bersifat Teoritis 

Tahap yang kelima adalah mulai membuat argumen yang bersifat teoritis. Sesuai dengan definisi dari kerangka berpikir yang menjelaskan alur logika jalannya kegiatan penelitian. 

Maka bisa dimulai dengan menjelaskan  teori yang mendasari penelitian, kemudian menjelaskan kondisi aktual di lapangan, disusul dengan menjelaskan jalannya kegiatan penelitian atau rencana penelitian yang dimiliki. 

6. Membuat Kesimpulan 

Tahap selanjutnya adalah membuat kesimpulan. Jadi setelah membahas seluruh teori yang mendasari variabel yang diteliti sesuai hasil studi pustaka. Maka dibuat kesimpulan yang memberi penjelasan hasil studi pustaka yang mendasari argumen yang dipaparkan. Sebagai kesimpulan, tentunya perlu disusun seringkas mungkin. 

7. Visualisasi Kerangka Berpikir 

Tahap ketujuh dan merupakan tahap terakhir di dalam tata cara menyusun kerangka berpikir adalah visualisasi. Kerangka berpikir sekali lagi, bisa disajikan peneliti dalam bentuk teks. Bisa paragraf narasi, bisa juga paragraf deskripsi. 

Namun, kebanyakan peneliti akan menambahkan visualisasi dari kerangka berpikir yang disusun. Bisa berbentuk flowchart, bisa juga berbentuk diagram. Bentuk dan jenis visualisasi bisa disesuaikan dengan software yang digunakan.

Baca Juga: Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif Pendidikan BAB 1-3

Contoh Kerangka Berpikir

Bagi para peneliti maupun akademisi (dosen dan mahasiswa) yang akan menerapkan detail tata cara menyusun kerangka berpikir yang dijelaskan sebelumnya. Maka untuk memberi kemudahan lebih, berikut beberapa contoh yang bisa dipelajari: 

1. Contoh Kerangka Berpikir 1

Judul penelitian: Pembelajaran Merancang sebuah Proposal Karya Ilmiah dengan Menggunakan Metode Think-Talk-Write di kelas XI SMAN 1 Jampangkulon

Kerangka berpikir: 

Kerangka pemikiran merupakan rancangan atau pola pikir yang menjelaskan hubungan antara variabel atau permasalahan yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan untuk dianalisis dan dipecahkan sehingga dapat di rumuskan sebuah hipotesis.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI saat ini menghadapi beberapa permasalahan. Guru cenderung kurang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi, serta masih menerapkan metode pembelajaran yang bersifat pasif. 

Hal ini menyebabkan peserta didik tidak terlibat aktif dalam proses belajar, khususnya dalam keterampilan berpikir kritis dan menulis. Akibatnya, peserta didik kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. 

Terutama dalam hal pembelajaran menulis proposal karya ilmiah, banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami struktur dan teknis penulisannya. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan guru masih terbatas dan kurang bervariasi, sehingga suasana belajar menjadi kurang menarik. 

Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu menciptakan strategi pembelajaran yang aktif dan kreatif agar dapat meningkatkan keterampilan peserta didik, khususnya dalam merancang proposal karya ilmiah. 

Salah satu alternatif strategi yang dapat diterapkan adalah metode Think-Talk-Write (TTW). Metode ini memungkinkan siswa untuk berpikir terlebih dahulu, mendiskusikannya secara lisan (talk), lalu menuliskan ide secara tertulis (write). Dengan pendekatan ini, siswa diajak untuk terlibat aktif dan termotivasi dalam proses belajar.

Diharapkan, melalui penerapan metode Think-Talk-Write, kemampuan peserta didik dalam memahami, menyusun, dan merancang proposal karya ilmiah dapat meningkat secara signifikan. 

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pembelajaran merancang proposal karya ilmiah dengan menggunakan metode Think-Talk-Write pada siswa kelas XI SMAN 1 Jampangkulon.

sumber: Repository Universitas Pasundan

2. Contoh Kerangka Berpikir 2

Judul penelitian: Manajemen Wakaf Produktif Di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kampar

Kerangka Berpikir: 

Kerangka berfikir biasanya juga disebut kerangka konseptual. Kerangka berpikir merupakan uraian atau pernyataan mengenai kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasikan atau dirumuskan. Kerangka berpikir dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan manajemen wakaf produktif di Kantor Kementerian Agama kabupaten Kampar. 

Wakaf produktif merupakan salah satu model pengelolaan wakaf yang diarahkan untuk menghasilkan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat. Agar pengelolaan wakaf produktif berjalan efektif, diperlukan sistem manajemen yang terstruktur dan terencana. 

Manajemen wakaf produktif mencakup empat unsur utama, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan merupakan tahap awal yang sangat penting untuk menentukan arah, tujuan, dan strategi pengelolaan wakaf. Dalam tahap ini, pihak pengelola perlu menyusun rencana pemanfaatan aset wakaf secara produktif berdasarkan potensi dan kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya, proses pengorganisasian dilakukan untuk membentuk struktur kelembagaan, pembagian tugas, serta pengaturan sumber daya manusia dalam pengelolaan wakaf. Organisasi yang baik akan menunjang efisiensi dan efektivitas kegiatan wakaf. 

Setelah struktur terbentuk, kegiatan masuk pada tahap pelaksanaan, yaitu realisasi program-program pemanfaatan wakaf, seperti pengelolaan aset wakaf menjadi usaha produktif (pertanian, perdagangan, pendidikan, dan lain-lain). Tahap ini menuntut profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas agar wakaf dapat memberi dampak yang nyata.

Terakhir, keberhasilan manajemen wakaf tidak terlepas dari proses pengawasan yang sistematis dan berkelanjutan. Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan sesuai dengan rencana, serta untuk mengidentifikasi kendala atau penyimpangan yang mungkin terjadi. Dengan adanya sistem pengawasan yang baik, pengelolaan wakaf produktif dapat berlangsung secara optimal, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

sumber: Repository Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Itulah penjelasan dari Deepublish Store secara rinci mengenai apa itu kerangka berpikir dan seperti apa cara menyusun kerangka berpikir yang baik dan benar. Setelah memahami hal ini, maka tentunya tidak ada kendala berarti saat menyusun kerangka berpikir untuk penelitian yang dilakukan. 

Referensi:

  1. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi daring). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
  2. Sampoerna University. (2022). Kerangka Berpikir: Pengertian, Macam, dan Cara Membuatnya. Diakses pada 4 Agustus 2025 dari
  3. Repository Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. (n.d). Bab II Kajian Teori dan Kerangka Berpikir.
  4. Repository Universitas Pasundan. (n.d). Bab II Kajian Teori dan Kerangka Berpikir. (contoh)  
Luqman Hakim

Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.

website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap

Materi pelajaran terlengkap

mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa