7 Tokoh Pergerakan Nasional Beserta Perannya – Eandy Network

program afiliasi

Ada banyak tokoh pergerakan nasional di Indonesia. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, seperti dokter, wartawan, dan sebagainya. Mereka memberikan kontribusi di bidang pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Siapa sajakah tokoh tersebut?

Melalui sejarah, kita bisa mengetahui profil mereka. Beberapa tokoh dikenal karena meningkatkan layanan kesehatan dan pendidikan. Artikel ini akan membahas tujuh tokoh pergerakan nasional dari Indonesia.

7 Tokoh Pergerakan Nasional Beserta Perannya

Berikut ini merupakan daftar tokoh pergerakan nasional di Indonesia.

1. Raden Ajeng Kartini

Pada tahun 1879, Kartini lahir di kota Jepara. Pada tahun 1903, dia membuat sekolah untuk wanita pribumi. Dia meninggal dunia pada tahun 1904. Surat-surat yang pernah ditulisnya telah dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Dia berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya adalah Bupati Jepara yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Ibunya bernama M.A. Ngasirah. Pendidikannya di ELS berlangsung sampai dia berumur 12 tahun.

Setelah berhenti bersekolah, dia tidak berhenti belajar. Bacaan-bacaannya mencakup berbagai literatur yang mencakup buku, surat kabar, dan majalah Eropa. Kartini sering mengirimkan surat dengan Rosa Abendanon. Dalam surat itu, dia menuangkan gagasannya tentang pendidikan. Dia sangat prihatin karena banyak wanita pribumi yang tidak dapat bersekolah.

Selain itu, dia juga mengkritik keras adat perkawinan paksa dan poligami yang merugikan wanita. Bersama dengan adik-adiknya, yaitu Kardinah dan Roekmini, Kartini mendirikan sekolah kecil di pendopo Kabupaten Jepara untuk anak-anak perempuan pribumi.

Pada tahun 1903, Kartini dinikahkan dengan Bupati Rembang yang bernama Raden Adipati Joyodiningrat. Suaminya mendukung cita-citanya. Bahkan, suaminya mengizinkannya untuk mendirikan sekolah di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang.

2. Dewi Sartika

Pada tahun 1884, Dewi Sartika lahir di Cicalengka, Bandung. Dia berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Ayahnya adalah seorang patih di Bandung yang bernama Raden Somanagara. Ibunya bernama Raden Ayu Rajapermas. 

Ebook Bisnis

Saat itu, pendidikan perempuan dibatasi, tapi Dewi Sartika mendapatkan kesempatan untuk belajar membaca, menulis, dan keterampilan rumah tangga dari pamannya yang bernama Arya Cicalengka. Pamannya adalah seorang Wedana (pembantu bupati). Dia juga menerima pelajaran dari seorang residen Belanda yang bernama Ny. Akkermans. Dibandingkan kebanyakan wanita di zamannya, dia mendapatkan bekal yang lebih baik.

Dia sangat prihatin dengan kondisi kaum wanita pribumi yang masih terbelakang, terutama dalam hal pendidikan. Maka dari itu, dia membuat Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pada tahun 1904. Dia mendirikan sekolah khusus perempuan itu supaya kaum wanita mendapatkan pendidikan yang layak. 

Awalnya, sekolah ini hanya menggunakan sebagian ruangan di pendopo Kabupaten Bandung dengan sekitar 20 siswa perempuan. Selain belajar membaca, menulis, dan berhitung, para siswa juga belajar keterampilan praktis, seperti menjahit, memasak, dan menyulam. Sekolah ini disambut dengan positif dan terus berkembang.

3. Ki Hajar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat merupakan nama yang digunakan sebelum diubah menjadi Ki Hajar Dewantara. Dia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1899. Dia berasal dari keluarga bangsawan Pakualam.

Pendidikan di STOVIA sempat dijalaninya, meskipun tidak diselesaikan. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker) dan Cipto Mangunkusumo, dia dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.

Dia juga aktif sebagai wartawan. Sejumlah media tempat dia berkarier sebagai wartawan, antara lain De Express, Oetoesan Hindia, Sediotomo, dan Midden Java.

Perguruan Tinggi Taman Siswa didirikannya pada tahun 1922. Hal ini dilakukannya sebagai respons terhadap kekecewaan terhadap sistem pendidikan pada saat itu. Tujuan didirikannya Taman Siswa adalah untuk memberikan akses pendidikan kepada masyarakat. Atas jasanya dalam bidang pendidikan, dia dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Dia adalah pencetus semboyan pendidikan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan”. Dia wafat pada tanggal 26 April 1959.

4. Wahidin Sudirohusodo

Tokoh ini pernah bersekolah di STOVIA. Dia adalah penggagas berdirinya Budi Utomo. Selama beberapa tahun, dia menggunakan waktunya untuk berkeliling pulau Jawa dan menyuarakan gagasannya tentang memajukan pendidikan.

Dia juga pernah berkata kepada para pelajar di STOVIA, bahwa diperlukan organisasi yang bertujuan untuk memajukan pendidikan. Gagasannya disambut baik oleh sejumlah pelajar STOVIA. Pada tahun 1908, mereka akhirnya mendirikan Budi Utomo.

Ebook Bisnis

Baca Juga:

5. Dr. Sutomo

Tahun 1888 adalah tahun kelahiran Sutomo di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur. Dia pernah bersekolah di ELS dan STOVIA. STOVIA merupakan sekolah dokter untuk pribumi. Pada tahun 1911, dia lulus dari STOVIA.

Kemudian, dia bertugas sebagai dokter di berbagai daerah. Pendidikannya berlanjut di Universitas Amsterdam (1919–1921). Kemudian, lanjut lagi ke Universitas Hamburg (1921–1923) untuk meraih gelar dokter penuh.

Sutomo merupakan pendiri Budi Utomo. Organisasi tersebut didirikannya bersama teman-temannya, yaitu M. Soeradji, M. Saleh, R. Goembrek, Goenawan Mangoenkoesoemo, dan sebagainya. Dia ditunjuk sebagai ketua Budi Utomo. Pada awalnya, organisasi ini berfokus pada pendidikan, pertanian, teknik, kebudayaan, dan perdagangan.

Sebagai dokter, dia berdedikasi tinggi terhadap kesehatan masyarakat. Dia memberikan pelayanan medis kepada rakyat miskin bahkan tanpa memungut biaya. Dia sering berpindah tugas ke berbagai daerah untuk membantu mengatasi wabah penyakit, seperti pes di Malang.

6. Mohammad Hatta

Tokoh ini lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Dia mengenyam pendidikan di Handels Hogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, Belanda. Sosoknya dikenal sebagai pemikir yang rasional dan ekonom yang cakap.

Dia adalah ahli ekonomi dan koperasi. Pemikirannya mengenai koperasi sangat berpengaruh. Dia adalah wakil presiden pertama Indonesia. Dia juga merupakan negosiator yang ulung dan pernah terlibat dalam berbagai perundingan.

Dia telah menghasilkan banyak tulisan. Dia menulis “Beberapa Asa Ekonomi” dan banyak tulisan tentang koperasi. Dia meninggal dunia pada tanggal 14 Maret 1980.

7. Mohammad Yamin

Di Sawahlunto, Sumatera Barat, Mohammad Yamin lahir pada tanggal 23 Agustus 1903. Dia merupakan lulusan dari Rechtschoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta. Dia adalah seorang sastrawan, sejarawan, dan ahli hukum.

Dia produktif berkarya dalam bidang sastra, bahasa, serta sejarah. Dia termasuk pelopor puisi modern yang berkembang di Indonesia. Dia juga menulis buku-buku sejarah, seperti “Diponegoro”, “Tan Malaka”, dan “Gajah Mada”.

Sebagai acuan untuk Kamus Loghat Melayu Johor Pahang Riau Lingga, dia menulis Kitab Pengetahuan Bahasa, yang digunakan. Dia wafat pada tanggal 17 Oktober 1962.

Demikian pembahasan dari Deepublish Store tentang tujuh tokoh pergerakan nasional dari Indonesia. Semoga informasi tersebut bisa menambah pengetahuan kamu tentang sejarah. Jangan lupa sampaikan komentarmu di kolom yang tersedia.

Sumber:

Bola. diakses pada 3 Agustus 2025

Grid. diakses pada 3 Agustus 2025

Kompas. diakses pada 3 Agustus 2025

Luqman Hakim

Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.

website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap

Materi pelajaran terlengkap

mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa