12 Tokoh Nasional Indonesia Sebelum Kemerdekaan – Eandy Network

program afiliasi

Tahukah jika ada cukup banyak tokoh nasionalisme Indonesia sebelum proklamasi? Jadi, jauh sebelum Indonesia mendapat pengakuan sebagai negara merdeka di tahun 1945. Ada banyak tokoh nasional yang memberi kontribusi besar bagi Indonesia di berbagai bidang. 

Beberapa diantaranya diberi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres). Beberapa lagi mendapat pengakuan de facto oleh seluruh masyarakat di Indonesia, sekalipun tidak mendapat gelar Pahlawan Nasional. 

Mengenal para tokoh nasional ini tentu penting untuk mengetahui jasa mereka dan bentuk kontribusinya bagi kemerdekaan Indonesia di banyak bidang. Sehingga menumbuhkan sikap nasionalisme dan cinta tanah air. Lalu, siapa saja tokoh nasional tersebut? Berikut informasinya. 

Tokoh Nasionalisme Indonesia Sebelum Proklamasi

Sebelum pembacaan teks proklamasi di tahun 1945, ada banyak tokoh nasional yang berjuang meraih kemerdekaan. Sekaligus menorehkan prestasi yang berkontribusi dalam membangun dan mengembangkan Indonesia di masa lalu. 

Beberapa tokoh nasional tersebut, kemudian ikut mempengaruhi strategi perjuangan meraih kemerdekaan. Sampai ada keputusan untuk menyusun teks proklamasi oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945. 

Lalu, siapa saja tokoh nasionalisme Indonesia sebelum proklamasi tersebut? Berikut beberapa diantaranya: 

1. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 24 Januari 1916. Ia dikenal sebagai Panglima Besar dan menjadi jenderal pertama sekaligus termuda dalam sejarah militer Indonesia yang diangkat pada usia 31 tahun. Meskipun menderita penyakit paru-paru, beliau tetap memimpin gerilya melawan penjajah, termasuk Belanda dan Sekutu, dengan semangat luar biasa.

Perjuangannya menjadi simbol keberanian dan keteguhan. Jenderal Soedirman wafat pada 29 Januari 1950 di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta.

2. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro, lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785 dengan nama asli Raden Mas Ontowiryo, merupakan putra dari Sultan Hamengkubuwono III. Ia memimpin Perang Diponegoro (1825–1830), salah satu perlawanan terbesar terhadap kolonial Belanda, yang menewaskan ribuan orang dari kedua belah pihak.

Ebook Bisnis

Sayangnya, ia ditipu saat hendak berunding dengan pihak Belanda di Magelang. Alih-alih berunding, beliau ditangkap dan diasingkan ke Manado, lalu ke Ujung Pandang, tempat ia wafat pada 8 Januari 1855. Namanya diabadikan dalam nama jalan, universitas, hingga museum perjuangan.

3. Sultan Hasanuddin

Lahir di Makassar pada 1631, Sultan Hasanuddin adalah pemimpin Kerajaan Gowa dan dikenal dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur.” Setelah menjadi Sultan, ia memimpin perlawanan sengit terhadap VOC Belanda yang ingin menguasai jalur perdagangan di Sulawesi Selatan.

Kerajaan Gowa di bawah kepemimpinannya memiliki pertahanan kuat, seperti Benteng Somba Opu. Meski akhirnya VOC berhasil menyerang, perjuangannya terus dikenang. Sultan Hasanuddin wafat pada 1670 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

4. Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura)

Kapitan Pattimura, nama asli Thomas Matulessy, lahir di Maluku pada tahun 1783. Ia memimpin perlawanan terhadap Belanda yang kembali menguasai Maluku pada 1816 dan memaksakan kerja rodi serta eksploitasi sumber daya lokal.

Di tahun 1817, Pattimura memimpin pasukan pribumi dan berhasil membuat Belanda kewalahan. Meskipun ditawari perundingan, ia menolak dan tetap melawan hingga akhirnya ditangkap dan dihukum gantung pada 16 Desember 1817. Semangat perjuangannya tetap hidup hingga kini.

5. Imam Bonjol

Dikenal juga sebagai Tuanku Imam Bonjol, nama aslinya adalah Peto Syarif. Ia lahir pada 1772 di Bonjol, Sumatera Barat. Imam Bonjol adalah ulama dan pemimpin dalam Perang Padri yang terjadi pada awal abad ke-18, melawan kolonial Belanda dan budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Setelah melalui perjuangan panjang, ia akhirnya ditangkap akibat pengkhianatan orang terdekat. Belanda mengasingkannya ke Cianjur, Ambon, dan akhirnya ke Manado, di mana ia wafat pada 6 November 1864.

6. Ki Hadjar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, yang dikenal luas sebagai Ki Hadjar Dewantara, lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Ia dikenal sebagai pelopor pendidikan bagi rakyat Indonesia dan pendiri Taman Siswa pada tahun 1929.

Taman Siswa memberikan akses pendidikan bagi rakyat pribumi di tengah diskriminasi pendidikan oleh Belanda. Ia juga dikenal sebagai jurnalis dan tokoh pergerakan nasional. Setelah kemerdekaan, beliau diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ki Hadjar Dewantara wafat pada 26 April 1959 dan dikenang sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

7. Raden Ajeng Kartini

R.A. Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Sebagai anak bangsawan, ia memperoleh pendidikan di usia muda, sesuatu yang langka bagi perempuan pribumi kala itu. Pengalaman ini membentuk tekadnya untuk memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan.

Ia mendirikan sekolah perempuan dan menulis surat-surat kepada sahabatnya di Belanda yang kemudian dibukukan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. R.A. Kartini wafat pada 17 September 1904 di usia 25 tahun. Hari lahirnya diperingati sebagai Hari Kartini.

8. Cut Nyak Dien

Lahir di Aceh Besar pada 1848, Cut Nyak Dien adalah simbol perlawanan perempuan terhadap kolonialisme. Ia memimpin perlawanan setelah suaminya gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Bersama suami keduanya, Teuku Umar, perjuangannya semakin kuat.

Setelah Teuku Umar wafat, Cut Nyak Dien terus berjuang hingga akhirnya ditangkap akibat pengkhianatan orang dekat. Ia diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat, dan wafat pada 6 November 1908. Beliau dikenang sebagai pahlawan perempuan terkemuka dalam sejarah Indonesia.

9. Sutan Syahrir

Sutan Syahrir lahir di Padang Panjang, 5 Maret 1909. Ia aktif dalam organisasi pemuda dan turut mendirikan Jong Indonesia. Berkat kecerdasannya dalam strategi politik, ia menjadi salah satu tokoh penting dalam pergerakan kemerdekaan.

Setelah proklamasi, ia diangkat menjadi Perdana Menteri pertama Indonesia. Namun, pada masa Orde Baru, ia ditahan dan akhirnya wafat di Swiss. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

10. Haji Agus Salim

Lahir di Kota Gadang, Sumatera Barat, pada 8 Oktober 1884. Haji Agus Salim merupakan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan melalui jalur diplomasi dan politik. Ia aktif dalam Sarekat Islam dan menjadi tokoh penting dalam PPKI.

Setelah Indonesia merdeka, ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan berperan penting dalam diplomasi untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan Indonesia dari dunia internasional. Beliau wafat pada 4 November 1954.

11. Prof. Muhammad Yamin

Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto, 28 Agustus 1903. Ia merupakan tokoh kunci dalam Kongres Pemuda II dan perumus teks Sumpah Pemuda. Selain itu, ia juga terlibat aktif dalam BPUPKI, menggagas Pancasila sebagai dasar negara.

Kontribusinya dalam perumusan ideologi dan dasar negara menjadikan namanya dikenang sebagai salah satu Bapak Bangsa. Muhammad Yamin wafat pada 17 Oktober 1962 dan dikenang sebagai tokoh nasionalisme yang berpengaruh besar dalam sejarah Indonesia. Sehingga membantu lebih menghargai kemerdekaan Indonesia dan memotivasi untuk ikut berkontribusi nyata dalam mengisi kemerdekaan di era sekarang. 

Itulah artikel dari Deepublish Store tentang tokoh nasional Indonesia sebelum merdeka, agar lebih tahu profil beberapa tokoh diatas, kamu bisa membeli Buku Belajar dari Pahlawan Lokal. Semoga bermanfaat!

Sumber: 

  1. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi daring). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
  2. Tokopedia. (2024). 21 Pahlawan Nasional Indonesia Paling Dikenang Sepanjang Masa. Diakses pada 30 Juli 2025
  3. Itsnaini, F. M. (2021). 14 Pahlawan Nasional Indonesia di Zaman Perjuangan Kemerdekaan. Diakses pada 30 Juli 2025
Luqman Hakim

Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.

website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap

Materi pelajaran terlengkap

mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa