
10 Pahlawan Nasional dari Jogja dan Peran Dalam Sejarah Indonesia – Eandy Network

Ada banyak pahlawan nasional di Indonesia. Sejumlah sosok berasal dari Jogja. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Nama mereka dikenal oleh banyak orang. Bahkan, masih sering dibahas dalam buku sejarah.
Tokoh-tokoh tersebut berperan dalam mengembangkan pendidikan dan kehidupan masyarakat. Lantas, siapa sajakah pahlawan nasional dari Jogja? Untuk mengetahui siapa saja sosoknya, mari simak artikel berikut.
Daftar 10 Pahlawan dari Jogja
Berikut ini adalah sepuluh tokoh pahlawan dari Yogyakarta beserta peran dalam memperjuangkan kemerdekaan.
1. Suryopranoto
Suryopranoto lahir pada tahun 1871 di lingkungan keraton Pakualaman, Yogyakarta. Dia rela mengorbankan statusnya sebagai orang bangsawan. Dia aktif dalam memperbaiki nasib para buruh. Dia juga membentuk beberapa organisasi buruh. Pada tahun 1959, dia meninggal.
Suryopranoto adalah adik kandung dari Ki Hajar Dewantara. Dialah yang mengusulkan pembentukan Persatuan Perhimpunan Kaum Buruh (PPKB).
2. Pangeran Diponegoro
Tokoh ini lahir di Yogyakarta pada tahun 1785. Tokoh ini juga dikenal dengan nama Raden Mas Ontowiryo atau Bendara Raden Mas Mustahar. Dia merupakan anak dari Sri Sultan Hamengku Buwono III.
Gambar Pangeran Diponegoro bisa ditemukan di uang pecahan seribu rupiah pada tahun 1975. Meskipun seorang bangsawan, dia menolak tahta dan memilih untuk hidup sederhana. Dia wafat pada tahun 1855 di Kampung Melayu, Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.
3. Dr Wahidin Sudirohusodo
Tokoh yang satu ini lahir pada tahun 1852 di Yogyakarta. Dia wafat pada tahun 1917. Bersama Sutomo, dia menjadi pelopor didirikannya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908. Dia merupakan penggagas ide “dana pelajar” untuk membantu pemuda cerdas yang tidak mampu melanjutkan sekolah.
Dia memiliki tekad untuk menyediakan pendidikan yang terbagi bagi masyarakat. Dia menghadirkan gagasan mengenai pentingnya pendidikan bagi kalangan pribumi. Dialah seorang dokter yang memperjuangkan beasiswa bagi anak-anak Indonesia supaya bisa bersekolah di STOVIA (sekolah kedokteran).

4. Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki ayah yang bernama Sultan Hamengkubuwono VIII. Dia lahir di Yogyakarta pada tahun 1912 dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun. Dia pernah memegang jabatan sebagai seorang menteri. Dia pernah berkeliling ke sejumlah negara untuk meyakinkan dunia internasional bahwa negara Indonesia masih ada.
Pada tanggal 5 September 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono mengeluarkan Amanat yang menegaskan bahwa Yogyakarta merupakan bagian dari Indonesia. Selain itu, dia juga pernah memindahkan ibu kota RI ke Yogyakarta pada tahun 1946.
Pada tahun 1973 sampai 1978, tokoh ini memegang posisi sebagai Wakil Presiden kedua dan dikenal sebagai sosok yang sangat memperhatikan budaya dan kehidupan masyarakat. Dia wafat ketika mengunjungi Amerika, pada tahun 1988.
5. Ki Hajar Dewantara
Pada tahun 1889, di kota Yogyakarta, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara lahir. Dia bertekad agar orang-orang pribumi yang berasal dari kelas menengah bawah bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
Ki Hajar Dewantara adalah pendiri Taman Siswa. Taman Siswa adalah lembaga pendidikan nasional pertama yang memberikan pendidikan bagi pribumi kelas bawah atau rakyat biasa, bukan hanya kaum bangsawan atau Eropa. Organisasi tersebut didirikan pada tahun 1922 di Yogyakarta.
Pada tahun 1959, tokoh ini wafat dan dimakamkan di pemakaman keluarga besar Taman Siswa Wijaya Brata. Dia dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Moto terkenalnya adalah “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”. Sampai sekarang, semboyan tersebut masih sering digunakan di berbagai institusi pendidikan Indonesia.
Dia juga pernah menduduki posisi sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Tokoh tersebut juga aktif sebagai jurnalis. Karena tulisannya yang berjudul “Als ik een Nederlander was”, dia sempat diasingkan ke Belanda bersama dengan anggota Tiga Serangkai, yaitu Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo.
6. Prof. Dr. Sardjito
Tokoh ini lahir pada tahun 1907. Meskipun lahir di Magetan, dia berkiprah besar di Yogyakarta. Dia wafat pada tahun 1970. Dia adalah rektor pertama di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1949 sampai 1961.
Sebagai tokoh medis, dia berjasa dalam mengembangkan pendidikan kedokteran di Indonesia. Selain merintis layanan kesehatan di Indonesia, ia juga mendirikan Rumah Sakit Sardjito di Yogyakarta. Dedikasinya sebagai dokter dan ilmuwan menjadikannya sebagai sosok yang berpengaruh dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
7. Prof. Mr. Dr. Soepomo
Pada tahun 1903, Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia tumbuh dan mengajar di Yogyakarta. Pada tahun 1958, dia wafat di Jakarta. Dia pernah menjadi dosen di Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada. Meskipun berasal dari Jawa Tengah, dia memiliki dampak yang besar di lingkungan pendidikan dan hukum di Yogyakarta.
Soepomo merupakan seorang ahli hukum yang terkemuka dan profesor hukum adat pertama di Indonesia. Soepomo juga pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman pertama di Indonesia. Dia adalah orang yang cerdas, tenang, dan berwibawa.
8. Agustinus Adisutjipto (Adisucipto)
Tokoh ini lahir pada tahun 1916 di Salatiga, Jawa Tengah. Dia dibesarkan dan bertugas di Yogyakarta. Pada tahun 1947, dia wafat di Ngoto, Bantul, Yogyakarta. Pada tanggal 15 November 1945, dia mendirikan sekolah penerbang di Lapangan Udara Maguwo yang kemudian menjadi Bandara Adisutjipto. Sekolah tersebut didirikan bersama Suryadi Suryadarma.
Agustinus Adisutjipto dikenal sebagai Bapak Penerbang Indonesia. Dia merupakan salah satu penerbang pertama Indonesia yang mempunyai brevet penerbang kelas atas pada masa kolonial. Selain berani, dia juga berdedikasi terhadap kemanusiaan.
9. Sri Sultan Hamengkubuwono I
Sri Sultan Hamengkubuwono I, yang lahir di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada tahun 1717, adalah pendiri Kesultanan Yogyakarta. Dia juga mempunyai nama lain, yaitu Bendara Raden Mas Sujana dan Pangeran Mangkubumi.
Pada tahun 1755, melalui Perjanjian Giyanti, dia menghasilkan pembagian wilayah Mataram menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasultanan Surakarta. Dialah tokoh penting dalam sejarah awal berdirinya Yogyakarta sebagai pusat budaya. Di tahun 1792, tokoh ini meninggal dunia di Yogyakarta.
10. Prof. Herman Johannes
Pada tahun 1912 di Rote, NTT, Herman Johannes dikenal luas karena kontribusinya di Yogyakarta. Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Yogyakarta. Dia memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan dan teknologi.
Prof. Herman Johannes merupakan seorang ilmuwan dan pendidik. Dia merupakan mantan rektor UGM dan peneliti teknologi tepat guna, termasuk kompor arang murah dari limbah pertanian untuk masyarakat miskin. Dia wafat di Yogyakarta pada tanggal 17 Oktober 1992.
Herman Johannes adalah salah satu perintis berdirinya Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung di Yogyakarta yang kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Tidak hanya pernah menjadi Rektor UGM, dia juga sempat menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik UGM dan Menteri Pekerjaan Umum.
Jika kamu ingin memahami bagaimana nilai-nilai lokal dan semangat kepahlawanan bisa menginspirasi teknik menulis yang persuasif dan menyentuh hati, buku Belajar dari Pahlawan Lokal (Learning from Our Local Heroes) bisa jadi pilihan tepat.
Demikian pembahasan dari Deepublish Store tentang sepuluh pahlawan nasional dari Jogja. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kamu. Jika kamu ingin membagikan informasi tersebut kepada yang lain, silahkan klik tombol share. Jangan lupa tulis komentarmu di kolom yang tersedia.
Sumber:
Detik diakses pada 26 Juli 2025
Kompas. diakses pada 26 Juli 2025
Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.
website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap
mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa